Suhu Laut Meningkat, Hoax atau Fakta Sih?
Suhu permukaan laut secara global dilaporkan mencapai rekor tertinggi. Menurut data terbaru dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, suhu permukaan laut global rata-rata mencapai 20,96 derajat Celcius pada akhir Juli. Angka tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yaitu 20,95 derajat Celcius yang dicapai pada 2016.
Apa sih yang dimaksud suhu permukaan laut (SPL)?
Menurut Djazim (2015) Suhu Permukaan Laut (SPL) adalah suhu air yang berada di permukaan laut diukur pada kedalaman 1 mm s.d 20 m. Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung menggunakan thermometer dan pengukuran tidak langsung menggunakan sensor satelit (citra satelit).
Suhu permukaan laut diasosiasikan sebagai indeks banyaknya uap air pembentuk awan di atmosfer. Jika suhu permukaan laut panas maka uap air di atmosfer banyak akibat proses konveksi atau penguapan. Sebaliknya, jika suhu permukaan laut dingin maka uap air di atmosfer menjadi berkurang akibat kurangnya penguapan. Suhu permukaan laut di wilayah Indonesia mempunyai kisaran yang cukup lebar yaitu 26,0°C hingga 31,5°C.
Baca juga: Analisis Land Surface Temperature dan Kaitannya dengan Populasi Penduduk di Provinsi Bali
Lalu peran GIS dalam pemantauan suhu permukaan laut apa ya?
Peran GIS dalam pemantauan suhu permukaan laut
- Mengumpulkan, menganalisis, dan memvisualisasikan data spasial, dan memiliki banyak aplikasi dalam penelitian, perencanaan, dan manajemen perubahan iklim.
- GIS memanfaatkan data hasil perekaman suhu permukaan yang diperoleh melalui sensor thermal yang terdapat pada satelit yang mengorbit bumi.
- Membuat dan memvisualisasikan model iklim yang mensimulasikan dampak perubahan iklim pada berbagai fitur geospasial seperti suhu, curah hujan, dan ketinggian permukaan laut berserta persebarannya secara global.
- Satelit pemantau suhu permukaan laut
Dalam melakukan analisis permodelan iklim, seorang GIS analis membutuhkan data hasil perekaman suhu permukaan laut yang ditangkap oleh satelit, berikut beberapa contoh satelit yang menyediakan data suhu permukaan laut:
Satelit Aqua-MODIS
Satelit Aqua MODIS memiliki resolusi spasial yang cukup tinggi (hingga 1 kilometer) sehingga memungkinkan untuk mendeteksi variasi suhu yang halus di permukaan laut.
Aqua MODIS mencakup seluruh permukaan laut global, sehingga memungkinkan pemantauan suhu di berbagai wilayah dan perairan, dari samudra hingga perairan pesisir. Satelit Aqua MODIS mengumpulkan data dengan frekuensi yang tinggi, yang berarti pemantauan suhu permukaan laut dapat dilakukan secara berkala dan terus-menerus. Dengan menggunakan citra Aqua MODIS, para ilmuwan dan peneliti dapat memantau suhu permukaan laut secara global, mendeteksi perubahan suhu yang signifikan, dan memahami dinamika perubahan iklim yang terkait dengan suhu laut.
Satelit Sentinel 3 SLSTR
Sentinel-3 SLSTR (Sea and Land Surface Temperature Radiometer) adalah instrumen pada satelit Sentinel-3 yang dikembangkan oleh European Space Agency (ESA). Instrumen ini dirancang khusus untuk pemantauan suhu permukaan laut (SST) dan suhu permukaan daratan. SLSTR mampu mengambil citra dalam beberapa saluran spektral, termasuk saluran termal yang berguna untuk mengukur suhu permukaan laut. Ini memungkinkan deteksi suhu dengan presisi tinggi dan juga memungkinkan identifikasi fitur-fitur seperti awan, aerosol, dan klorofil-a. Sentinel-3 mengorbit bumi dengan periode yang relatif singkat, sehingga dapat mengumpulkan data secara berkala. Ini memungkinkan pemantauan suhu permukaan laut secara terus-menerus dengan interval waktu yang singkat, yang penting untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang dinamika suhu laut.
Satelit Landsat 8 OLI/TIRS
Landsat 8 OLI memiliki resolusi spasial yang baik, yaitu hingga 30 meter. Ini memungkinkan deteksi fitur-fitur penting di permukaan laut, seperti perbedaan suhu di daerah pesisir, muara sungai, dan area terumbu karang. Sensor TIRS pada Landsat 8 dirancang untuk mengukur suhu permukaan dalam jangka inframerah termal. Meskipun bukan instrumen utama untuk pemantauan suhu laut, data dari TIRS dapat digunakan untuk mengukur suhu permukaan air di wilayah yang cukup besar.
Baca juga: Menggali Manfaat Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Bidang Pendidikan
Satelit Himawari
Himawari-8 dan Himawari-9 memiliki instrumen baru yang disebut Advanced Himawari Imager (AHI) untuk misi meteorologi khusus. AHI berkontribusi terhadap nowcasting yang lebih baik, peningkatan akurasi prediksi cuaca numerik, dan peningkatan pemantauan lingkungan. Gambar berwarna diperoleh dengan menggabungkan tiga pita tampak (biru: 0,47 µm; hijau: 0,51 µm; merah: 0,64 µm). Himawari – 8 digunakan untuk mengukur beberapa parameter yaitu atmosfer (aerosol, angin, suhu puncak awan, kelembapan), Lautan (suhu permukaan laut), Salju dan Es ( tutupan salju, dsb)
Kesimpulan
Jadi naiknya suhu permukaan laut itu fakta ya, peningkatan suhu yang terjadi ini bahkan disebut dapat meningkat lebih jauh lagi. Panas laut ini dapat menyebabkan beberapa kerusakan, seperti pemutihan massal terumbu karang, serta kematian biota laut lainnya dan peningkatan permukaan air laut. GIS berperan dalam pemantauan suhu permukaan laut menggunakan data hasil perekaman dengan citra satelit.
Referensi:
Tim CNN Indonesia. (2023). Suhu Permukaan Laut Global Sentuh Rekor Tertinggi. CNN Indonesia. Diakses pada 15 Maret 2024. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230805163528-199-982367/suhu-permukaan-laut-global-sentuh-rekor-tertinggi.
Djazim, S., M. (2015). SUHU PERMUKAAN LAUT PERAIRAN INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). J. Segara Vol. 11 No. 1 Agustus 2015: 37-47